Selasa, 11 Januari 2011

mingle simpson's: pengantar tubuh manusia

mingle simpson's: pengantar tubuh manusia: "Pengantar pada tubuh manusia Anatomi mempelajari susunan tubuh dan hubungan bagian-bagianya satu sama lain. Anatomi regional mempelajari men..."

Senin, 10 Januari 2011

pengantar tubuh manusia

Pengantar pada tubuh manusia

Anatomi mempelajari susunan tubuh dan hubungan bagian-bagianya satu sama lain. Anatomi regional mempelajari menurut letak geografis bagian tubuh. Dan setiap region atau daerah, misalnya lengan, tungkai, kepala, dada,dst. Ternyata terdiri atas sejumlah struktur atau susunan yang umum didapati pada semua region.Struktur itu ialah tulang,otot,saraf,pembuluh darah,dst.dengan dasar itu maka dijumpai sejumlah system jaringan yang berbeda-beda. Tentang hal itu dikelompokan dalam bab anatomi sistematik.
Mempelajari tentang letak dan hubungan satu bagian tubuh tidak dapat dipisahkan dari pengamatan tentang kegunaan setiap struktur dan system jaringannya. Hal ini membawa kita ke penggunaan istilah anatomi fungsionil yang bertalian erat dengan fisiologi atau ilmu faal. Kemudian diketahui bahwa ada struktur –struktur tertentu yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Maka diperkenalkanlah istilah anatomi makroskopik. Bertalian erat dengan anatomi adalah histologi.
Fisiologi mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan normal.tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ, masing-masing dengan fungsinya yang khusus untuk dilaksanakan.

Istilah yang digunakan dalam anatomi
Banyak bagian tubuh yang terletak simetris.misalnya anggota gerak mata dan telinga, paru-paru dan ginjal. Akan tetapi juga terdapat banyak simetri pada susunan tubuh. Limpa terlatak di sebelah kanan, pancreas terletak disebelah kiri dan sebagian di kanan.
Tubuh manusia dipelajari dalam keadaan berdiri tegak dengan kadua lengan di sisi terbuka dan telpak tangan menghadap ke depan, kepala tegak dan mata tertuju lurus ke depan. Ini di sebut posisi anatomi.
Maka letak berbagai bagian tubuh dilukiskan dengan memperbandingkannya pada garis-garis dan bidang-bidang khayal ( imajiner). Misalnya bidang medial melalui sumbu tengah tubuh. Sesuatu struktur yang letaknya lebih dekat pada bidang median tubuh daripada struktur lain dikatakan medial terhadap yang lain. Misalnya otot pangkal paha yang terletak di sebelah dalam paha adalah medial terhadap kelompok lainya yang berada disebelah luar, yang disebut aspek medial dan sisi luar disebut aspek lateral
Istilah interna dan eksterna digunakan untuk melukiskan jarak relative sebuah organ atau struktur terhadap pusat sebuah rongga. Iga-iga misalnya mempunyai permukaan interna, yaitu yang menghadap ke dalam rongga dada dan permukaan eksterna yang ke sebelah luar. Artei karotis interna terletak di dalam rongka tengkorak dan yang eksterna terletak sebelah luar.
Istilah superficial ( di permukaan ) dan profunda ( dalam ) digunakan untuk menunjukan jarak relative dari permukaan tubuh. Dan istilah superior dan inferior menunjukan letak relative tinggi atau rendah, khususnya dalam perbandingan dengan badan seperti permukaan superior dan inferior dari klafikula ( tulang selangka ).
Istilah anterior dan posterior merupakan sinonim dari ventral dan dorsal. Istilah –istilah ini hanya digunakan untuk orang dalam keadaan berdiri tegak atau posisi anatomi. Misalnya arteri tibialis anterior dan posterior terletak di depan dan di belakang tungkai bawah. Dalam melukiskan permukaan telapak tangan digunakan istilah palmar dan dorsal, bukan anterioe dan posterior. Dan dalam melukiskan permukaan telapak kaki dipakai istilah plantar dan dorsal.
Istilah proksimal dan distal dipakai untuk menunjukan dekat jauhnya atau jarak dari sebuah titik tertentu. Misalnya falanx proximal lebih dekat kepada pergelangan tangan daripada yang distal, yang letaknya terjauh. Bila ketiga struktur terletak dalam satu garis yang berjlaan mulai dari median tubuh ke samping luar, maka ini dilukiskan sebagai letak medialis, intermedialis, dan lateralis. Contoh dari ini dapat dilihat dalam urutan ketiga tulang kuneiformis dari telapak kaki. Sesuai ini maka bila tiga strukutr terletak dalam sebuah garis yang berjalan dari depan ke belakang ( anterior ke posterior) atau dari atas ke bawah ( superior ke inferior ), hal ini dilukiskan sebagai anterior, medialis san posterior, sebagai mana terjadi dengan letak ketiga fossae dari tengkorak. Dan superior, medialis dan inferior seperti yang terjadi pada letak urutan sendi-sendi radio ulnaris.

BERBAGAI SISTEM DALAM TUBUH MANUSIA
Anatomi sistematik atau pembagian tubuh dalam system-sistem di susun (a) sesuia dengan fungsinya dan (b) di bawah istilah yang dipakai untuk menunjukan ilmu yang mempelajari bagia-bagian tertentu.
Osteologi ilmu yang mempelajari tenteng tulang
Arthhrologi ilmu yang mempelajari tenteng sendi
Miologi ilmu yang mempelajari tenteng otot
Splankologi ilmu yang mempelajari tenteng organ atau visera dalam
Neurologi ilmu yang mempelajari tenteng saraf dan struktur saraf

Bila dikelompokan menurut fungsi, maka susunan umumnya adalah seperti berikut :
Sistema lokomotorik ini mencakup bagian – bagian yang bersangkutan dengan gerak tubuh. Sistema kerangka mencakup tulang-tulang, tulang rawan dan membrane tertentu. Sistema artikkulatorik yang berkanaan dengan sendi, dan system oto-oto yang mencakup otot, fasia. Dan tendon. Mis: system skeleton
System pembuluh darah mencakup system sirkulasi dan system aliran limfe. Darah merupakan system transport utama. Darah di pompa mengitari tubuh oleh jantung, oksigen dibawa dari paru-paru dan co2 dikumpulkan dari jaringan. Makanan di salurkan melalui hati dan kemudian masuk sirkulasi umum. Produk yang tidak diperlukan disalurkan ke ginnjal.
System pencernaan terdiri atas saluran pencernaan beserta kelenjar dan organ daripadanya. Makannan dipecahkan oleh enzim dalam saluran pencernaan dan diangkut oleh darah ke hati dan akhirnya ke jaringan.
System pernafasan terdiri atas saluran dan organ yang berhubungan dengan pernapasan. Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah kemudian diangkut ke jaringan. Produk yang tidak perlu, co2 diangkut oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan dihembuskan ke luar ke udara.
Kelenjar buntu atau endokrin dikellompokan bersama karena sekresi yang dihasilkan disalurkan langsung ke darah atau organ pemakai. Adakalanya limpa di masukan dalam kelompok ini, sebab ia juga tidak mempunyai saluran. Meskipun setahu kita kelenjar ini tidak menghasilkan sekresi. Ia berkenaan dengan pembentukan sel darah merah.
System urogenital mencakup organ system urinary dan system reproduksi. Hasil buangan dari tubuh kecuali co2, diekskresikan oleh ginjal.
System saraf terdiri atas susunan saraf pusat yang mencakup otak dan sumsum tulang belakang; system saraf perifer atau susunan saraf tepi terdiri atas urat-urat saraf yang berasal dari otak dan sumsum tulang belakang dan system saraf otonom. System saraf pusat dan perifer sering dikelompokan bersama dan dilukiskan sebagai system saraf serebrospinal. System saraf otonom mencakup saraf simpatik dan parasimpatik.
Pancaindera mencakup perasaan, penciuman, penglihatan, dan pendengaran dan juga fungsi raba dari kulit. Melalui organ-organ ini individu dapat berjaga-jaga terhadap kekuatsn luar dan dengan demikian mampu melindungi dirinya sendiri.
System ekskretori ialah istilah yang adakalanya dipakai untuk melukiskan secara kolektif organ yang berkenaan dengan ekskresi dari produk buangan berasal dari tubuh. Dalam organ-organ ini masuk system urinaria, paru-paru, dalam fungsinya mengurangi co2 dan kolon yang mengekskresikan ke dalam tinja bahan tertentu yang tidak dapat larut.
CAIRAN TUBUH
Cairan tubuh adalah air beserta unsure-unsur di dalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel,dan cairan ini sebagian berada di dalam dan sebagian diluar sel.
Cairan intraseluler merupakan 50 % dari berat tubuh letaknya di dalam sel dan mengandung elektrolit serta kalium dan fosfat danbahan makanan seperti glukosa dan asam amino. Kerja enzim dalam sel adalah konstan., memecahkan dan membangun kembali sebagaimana dalam semua metabolism untuk mempertahankan keseimbangan.
Cairan ekstraselular atau cairan interstisill membentuk 30% dari cairan dalam tubuh kira2 12 L. air ini merupakan medium, ditengah mana sel hidup. Sel menerima garam, makanan serta o2 dan melepaskan semua hasil buanganya ke dalam cairan itu juga.
Plasma darah merupakan 5% dari berat tubh sekitar 3 L dan merupakan sisten transport yang melayani semua sel melali medium cairan ekstraselular.
PERTUKARAN CAIRAN DALAM JARINGAN
Cairan dalam plasma berada di bawah tekanan hidrostatik yang lebih besar daripada tekanan interstisill. Oleh karena itu cairan itu condong untuk keluar dari pembuluh kapiler. Akan tetapi di dalam plasm ada protein, sedangkan cairan interstisil tidak mengandung itu. Protein plasma ini mengeluarkan tekanan osmotic yang berusaha menghisap cairan masuk pembuluh kapiler.
Diujung kapiler arteri tekanan hidrostatik lebih besar daripada tekanan osmitik. Maka imbangan kekuatan mendorong cairan masuk jaringan. Pada ujyung vena tekanan hidrostatik kurang tekanan osmotic mengatasinya dan menarik kembali cairan itu masuk kapiler. Secara normal cairan yang kembali masuk ke dalamnya. Kelebihan ini disalurkan melalui limfe (getah bening)
Pertukaran antara cairan eksatraselular dan intraselular juga bergantung pada tekanan osmotic. Akan tetapi membrane sel juga mempunyai permeabelitas selektif dan mengizinkan dilalui oleh beberapa bahahn seperti o2,co2 dan urea secara bebas akan tetapi memompa bahan lain masuk atau keluar untuk mempertahankan perbedaaan konsentrasi dalam cairan inta dan ekstraselular. Misalnya kalium dikonsentrasikan dalam cairan intraselular, sedangkan natrium di pompa ke luar.
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Dalam keadaaan normal,jumlah cairan yang masuk ke trubuh adalah sama banyaknya dengan yang dibuang. Air dan elektrolit masuk ke tubuh dalam bentuk air minum, cairan dan makanan lainya. Air dibuang oleh tubuh melalui ginjal dalam bentuk air kencing, melalui pori2 kulit dalam bentuk keringat, melalui saluran pencernaan bersama kotoran, dan melalui paru2 dalam bentuk uap air yang keluar bersama udara pernapasan. Elektrolit ikut terbuang melalui air kencing ,keringat bersama kotoran. Kesanggupan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit ini sungguh mengagumkan. Ginjal akan bertambah aktif bila cairan yang kita minum bertambah banyak, dan bila tubuh merasa kekurangan cairan,misalnya sesudah berkeringat banyak, kita akan merasa haus. Pertanda kita memerlukan tambahan cairan.
USAHA MEMPERBAIKI KESEIMBANGAN CAIRAN DAN EOLKTROLIT
Dehidrasi atau berkurangnya cairan tubuh ada 2 macam. Pertama, kekurangan air seperti yang terjadi pada pelaut yang terdampar akibat kapal pecah. Dehidrasi ini akan memyebabkan rasa haus , demam, dan gangguan mental. Kedua, dehidrasi yang sering terjadi pada bayi dan penderita yang tidak berdaya, misalnya orang tua atau yang tidak sadar, yang tidak mendapatkan cairan dalam jumlah yang mencukupi. Dalam hai ini yang penting adalah kekurangan zat garam (natrium). Dehidrasi jenis kedua ini biasanya disebabkan oleh kehilangan cairan tubuh dalam jumlah besar, misalnya karena muntah, tekanan darah menurun, dan ototnya melemah. Dalam hal ini tidak timbul rasa haus.
Pada keadaan shock, denyut nadi sangat cepat,kulit lembab, volume darah yang beredar menyusut dan tekanan darah sangat rendah. Penyebab shok yang sering ialah pendarahan dan kekurangan zat garam.
Zat garam (natrium) menyusut sehabis banyak berkeringat. Keadaan ini tidak dapat diperbaikii hanya dengan minum air saja. Bila tidak segera diperbaiki, keadaan ini menyebabkan kejang otot,kehilangan tenaga,letih dan pingsan. Ini terjadi misalnya pada orangyang pergi dari daerah dingin ke daerah panas, dan pada mereka yang bekerja di udara yang sangat panas. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan memberikan minum larutan encer NaCl atau makan tablet garam, sampai tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan sekitar.
Kelebihan natrium terjadi pada kegagalan ginjal, dan juga bila terlalu banyak larutan NaCl yang diberikan melalui infuse intravenous.
Kalium merupakan elektrolit pentung yang lain. Kekurangan kalium terjsdi pada beberapa keadaan, misalnya muntah2, kehilangan cairan karena ileostomi dan setelah mendapat obat dierutika (pemercepat kencing),kecuali bila disertai pemberian kalium.
Keracunan air dapat terjadi pada penderita yang terlalu banyak mendapat air tanpa pemberian natrium,misalnya hanya glukosa dan air, sedangkan penderita tersebut tidak mampu membuang kelebihan air tersebut. Kadar natrium dalam darah akan sangat menyusut dan penderita menjadi kacau dan kejang2.
Udema adalah tertimbunya cairan dalam jaringan akibat adanya gangguan keseimbangan seperti yang diuraikan diatas. Udema dapat terjadi oleh :
  1. Adanya tekanan hidrostatik yang sangat tinggi pada pembuluh kapiler,seperti bila aliran darah vena tersumbat.
  2. Tekanan osmotic terlalu rendah karena kadar protein plasma, terutama albumin,sangat rendah.
  3. Sumbatan pada aliran limfe.
  4. Kerusakan dinding kapiler sehingga plasma dapat merembes ke luar dan masuk ke dalam jaringan serta menimbulkan tekanan osmotic yang melawan tekanan osmotic protein dalam aliran darah.
Udema kardiak terjadi pada payah jantung kongestif. Tekanan vena dan akibatnya juga tekanan kapiler meningkat. Udema pada tungkai bawah dan kaki terjadi pada mereka yang biasa berdiri dan berjalan, udema pada daerah sacrum pada mereka yang biasa duduk, dan udema pada punggung dan pantat pada mereka yang terbaring. Ginjal ikut terpengaruh dan pembuangan natrium menurun.penyebab udema adalah ginjal tidak dapat membuang natrium.
Udema karena sumbatan saluran limfe pada umumnya merupakan tanda khas, meskki tidak selalu pada orang yang telah mengalami mastektomi radikal. Pembengkakan pada lengan itu terjadi karena kekenjar limfe di ketiak sudah diangkat waktu pembedahan. Pembengkakan sumbat limfe ini juga terjadi pada penyakit elefentiasis yang disebabkan oleh adanya filarial yang menyumbat saluran limfe.
Udema juga terlihat pada adanya thrombosis pada vena-vena betisyang terletak dalam, biasanya merupakan komplikasi berbahaya akibat terbaring yang terlalu lama yang menyebabkan aliran darah dalam vena menjadi lambat sehingga membeku. Thrombosis macam ini juga terkihat akibat adanya infeksi.

SEL PADA JARINGAN

Sebuah sel adalah setitik massa protoplasma yang berisi inti yang dibungkus oleh membrane sel. Dalam memperhatikan stryktur sel maka perlu diperhatikan perhubungan bagian2nya dengan fungsinya.
Sel memiliki semua kemampuan zat hidup, termasuk pertahanan diri dan perkembangbiakan.










JARINGAN DASAR TUBUH
Di dalam tubuh empat kelompk jaringan di kenal sebagai jaringan dasar. Yaitu jaringan epitel,jaringan muskulus,jaringan saraf, dan jaringan ikat (konektif)
  1. Jaringan epitel
Epitel merupakan sel yang menutupi permukaan tubuh, antara lain pembuluh darah dan sel saluran napas. Jaringan epitel dibagi atas dua golongan utama, masing2 juga terdiri atas berbagai varietas. Semua epitel terletak di atas bahan homogeny yang disebut membrane alas ( dasar) dan juga mempersatukan sel2 itu.
  1. Epitel sederhana
Golongan ini hanya terdiri satu lapis sel dan dapat dibagi lagi dalam tiga golongan varietas.
  1. Epitel gepeng
Sel epitel gepeng terdiri atas lembaran tipis halus tersusun berdempetan seperti pada lukisan mosaic atau seperti pada lantai ubin. Sel sejenis ini yang membentuk alveoli paru2. Sel ini dijumpai di tempat2 dimana permukaan yang sangat halus diperlukan, seperti pada selaput jantung (selaput serosa,lapisan pembuliuh darah dan limfe). Pada struktur2 itu, epitel yang membungkus atau melapisi itu disebut endothelium.
  1. Epitel silinder
Dibentuk oleh satu lapis sel dan melapisi saluran dari sebagian besar kelenjar,hamper seluruh saluran pencernaan yang diselingi sel bentuk cangkir di antaranya dan juga melapisi beberapa bagian dari saluran urogenital
  1. Epitel berambut
Dijumpai pada saluran pernapasan serta cabang2nya seperti pada sinus frontalis dan sinus maxilaris. Juga melapisi saluran telur dan sebagian dari uterus dan ventrikel otak.
  1. Epitel majemuk
  1. Jaringan otot
  2. Jaringan saraf
  3. Jaringan ikat

hormon

  1. Menjelaskan pengertian hormon
Hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang. Jadi hormon adalah sinyal kimiawi yang disekresikan ke dalam cairan tubuh, paling sering ke dalam darah, dan mengkomunikasikan pesan-pesan yang bersifat mengatur di dalam tubuh.
Hormon bisa mencapai semua bagian tubuh , tetapi jenis sel-sel tertentu saja, yaitu sel-sel target yang memiliki kemampuan untuk memberikan responsterhadap sinyal tersebut. Dengan demikian, hormon tertentu bersirkulasi dalam aliran darah akan menimbulkan respon spesifik-suatu perubahan dalam metabolisme,misalnya-dari sel-sel target terseleksi, sementara jenis-jenis sel lain akan mengabaikan hormon tersebut.
Hormon merupakan sistem endokrin yang bersama-sama dengan sistem saraf memadukan aktifitas organ-organ dan jaringan hewan multisel yang kompleks.

  1. Mekanisme kerja hormon
Semua hewan melakukan koordinasi melalui sinyal kimiawi. Hormon mengirimkan informasi melalui aliran darah ke sel-sel terget di seluruh tubuh, sementara jenis pembawa pesan kimiawi lainnya berfungsi dengan cara lain. Sebagai contoh, sinyal kimiawi yang disebut sebagai kontrol regulator lokal bekerja di antara sel-sel dalam skala lokal. Saat mereka telah berada di luar sel yang menghasilkannya, regulator lokal itu akan diambil oleh sel target, dirombak oleh enzim, atau tetap dipertahankan di tempat itu matriks ekstraseluler, semuanya dalam tempodetik atau mildetik. Akibatnya, sinyal-sinyal itu hanya dapat memepengaruhi target lokal saja. Sinyal kimiawi lain, yang disebut feromon, membawa pesan antara individu-individu yang berbeda dalam spesies yang sama, misalnya keterkaitan terhadap lawan jenis.




  1. Menjelaskan fungsi masing-masing hormon pada vertebrata
HORMON
SUMBER
FUNGSI
  1. Tiroksin
Kelenjar tiroid
Meningkatkan laju metabolisme basal
  1. Hormon paratiroid (PTH)
Kelenjar paratiroid
Mengatur metabolisme kalsium dan fosfor
  1. Kalsitonin
Sel parafolikel tiroid
Antagonis PTH
  1. Insulin
Sel beta pulau-pulau di pankreas
Meningkatkan pemanfaatan glukosa oleh otot dan sel-sel lain, menurunkan konsentrasi gula darah, meningkatkan penyimpanan glikogen dan metabolisme glukose
  1. Glukagon
Sel alfa pulau-pulau di pankreas
Merangsang konversi glikogen hati menjadi glukose darah
  1. Sekretin
Mukosa duodenum
Merangsang sekresi cairan pankreas
  1. Pankreozimin
Mukosa duodenum
Merangsang pelepasan empedu oleh kantong empedu dan pelepasan enzim oleh pankreas
  1. Epinefrin
Medula adrenal
Memperkuat kerja saraf simpatetik, merangsang pemecahanglikogen hati dan otot
  1. Noepinefrin
Medula adrenal
Konstriksi pembuluh darah
  1. Kortisol
Korteks adrenal
Merangsang konversi protein menjadi karbohidrat
  1. Aldosteron
Korteks adrenal
Mengatur metabolisme natrium dan kalium
  1. Dehidroepiandrosteron
Korteks adrenal
Androgen, merangsang perkembangan sifat kelamin jantan
  1. Hormon pertumbuhan
Pituitari anterior
Kontrol pertumbuhan tulang dan pertumbuhan umum tubuh, mempengaruhi metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat
  1. Tirotropin (THS)
Pituitari anterior
Merangsang pertumbihan tiroid dan produksi tiroksin
  1. Adrenokortikotropin (ACTH)
Pituitari anterior
Merangsang korteks adrenal untuk tumbuh dan memproduksi hormon korteks
  1. Hormon perangsang folikel (FSH)
Pituitari anterior
Merangsang pertumbuhan folikel Craaf dalam ovarium dan saluran semonifer dalam testis
  1. Hormon melutein (LH)
Pituitari anterior
Kontrol produksi dan pelepasan estrogen dan progesteron oleh ovarium dan dari testosteron oleh testis
  1. Prolaktin (LTH)
Pituitari anterior
Memepertahankan sekresi estrogen dan progesteron oleh ovarium, merangsang produksi susu dan kontrol naluri induk
  1. Oksitosin
Hipotalamus via pituitari posterior
Merangsang kontraksi otot uterus dan sekresi susu
  1. Vasopresin
Hipotalamus via pituitari posterior
Merangsang kontraksi otot lain, antidiuretik pada tubula gnjal
  1. Hormon perangsang melanosit (MSH)
Lobus anterior pituitari
Merangsang penyebaran pigmen dalam kromatofor
  1. Testosteron
Sel interstitial testes
Andrgen, merangsang perkembangan dan mempertahankan ciri-ciri jantan
  1. Estradiol
Sel yang melapisi folikel ovarium
Estrogen, merangsang perkembangan dan mempertahankan ciri-ciri kelmin betina
  1. Progesteron
Korpus luteum ovarium
Bekerja dengan estradiol mengatur daur estrus dan menstruasi
  1. Prostaglandin
Vesikel seminal dan sel lain
Merangsang kontraksi uterus
  1. Gonadotropin korionik
Plasenta
Bersama hormon lain mempertahankan kebuntingan
  1. Laktogen plasenta
Plasenta
Mempunyai dampak seperti prolaktin dan hormon pertumbuhan
  1. Relaksin
Ovarium dan plasenta
Mengendurkan ligamen pelvis
  1. Melatonin
Kelenjar pineal
Menghambat fungsi ovarium

  1. Menjelaskan hubungan hormon dan sistem reproduksi pada vertebrata
  2. Menjelaskan hubungan hormon dan sistem reproduksi pada invertebrata
  3. Menjelaskan kaitan hormon adrenal dengan cara tubuh mengatasi stress
  4. Menjelaskan kaitan hormon insulin dengan cara tubuh mempertahankan homeostatis glukosa
Gambar
  1. Menjelaskan kontrol hormonal homeostatis kalsium pada manusia
Keempat kelenjar paratiroid yang menempel pada permukaan tiroid, berfungsi dalam homeostatis ion kalsium. Keempat kelenjar itu mensekeresi hormon paratiroid (PTH), yang menaikkan kadar kalsium dalam darah, dan dengan demikian mempunyai pengaruh yang berlawanan dengan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelenjar tirord. Hormon paratiroid meningkatkan Ca2+ darah dengan cara merangsang reabsorbsi Ca2+ di ginjal dan dengan cara penginduksian sel-sel tulang sejati khusus yang disebut osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan Ca2+ ke dalam darah. Kalsitonin mempunyai pengaruh yang berlawanan pada tulang sejati dan ginjal sehingga menurunkan Ca2+ dalam darah. Vitamin D, yang disintesis pada kulit dan diubah menjadi bentuk aktifnya pada banyak jaringan, sangat penting bagi fungsi PTH sehingga jiuga diperlukan untuk keseimbangan kalsium yang sempurna. Kekurangan PTH menyebabkan kadar klasium darah turun secara dramatis yang menyebabkan kontraksi berlebihan pada otot rangka.
Gambar kontrol hormonal homeostatis kalsium pada manusia :
kalsitonin
  1. Merangsang deposisi Ca2+ pada tulang sejati
  2. Mengurangi pengambilan Ca2+ dalam usus
  3. Mengurangi pengambilan Ca2+ dalam ginjal
PTH
Stimulus :
peningkatan kadar Ca2+ darah
Homeostatis :
Kadar kalsium darah

Kelenjar tiroid membebaskan kalsitonin
  1. Meningkatkan pengambilan Ca2+ pada ginjal
  2. Meningkatkan pengambilan Ca2+ dalam usus
  3. Merangsang pembebasan Ca2+ dalam ginjal
Kelenjar tiroid membebaskan kalsitonin
Stimulus :
penurunan kadar Ca2+ darah
tinggi
rendah














Keterangan :
Sistem umpan balik negatif yang melibatkan dua hormon yang antagonis, yaitu kalsitonin dan hormon paratiroid (PTH), mempertahankan konsentrasi kalsium dalam darah di dalam kisaran yang sangat sempit, yaitu sekitar 10mg/100mL. Peningkatan Ca2+ dalam darah menginduksi kelenjar tiroid untuk mensekresi kalsitonin, yang menurunkan konsentrasi Ca2+ dengan cara meningkatkan deposisi tulang sejati, sehingga mengurangi pengambilan Ca2+ dalam usus, dan menurunkan reabsorbsi dalam ginjal. Pengaruh tersebut dilawan oleh PTH, yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid ketika konsentrasi Ca2+ darah turun di bawah titik pasang. Kadar kalsium darah mulai meningkat ketika sel-sel target di ginjal, usus, dan tulang sejati merespons PTH. Kalsium darah akan naik hanya sejauh sebelum tiroid melawan dan menghambat dengan cara mensekresikan kalsitonin. Seperti mekanisme umpan balik klasik, kedua hormon tersebut akan menyeimbangkan pengaruh masing-masing, sehingga meminimalkan fluktuasi konsentrasi Ca2+ darah, ion yang sangat penting dalam menjaga fungsi normal semua sel tubuh. Vitamin D disintesis dalam bentuk inaktif oleh kulit yang terpapar ke cahaya matahari, dan memainkan peran penting dalam homeostatis kalsium. Vitamin D dibawa dalam darah dan diubah menjadi bentuk aktifnya pada banyak jaringan seperti hati dan ginjal. Bentuk aktif itu membuat PTH mampu meningkatkan pengambilan Ca2+ oleh usus.


Jumat, 07 Januari 2011

botia

KONSERVASI IKAN BOTIA DI JAMBI
http://3.bp.blogspot.com/_iwTngOOGeiw/TBrtupaYpTI/AAAAAAAAAIY/JTCs2C7IbfE/s320/IKAN+BOTIA.JPG
KONSERVASI IKAN BOTIA
Botia macracantha
Indonesia merupakan negara yang memiliki ekosistem lahan perairan payau dan air tawar yang luas yang didalamnya terkandung potensi keanekaragaman hayati, baik secara ekologis maupun ekonomis. Berdasarkan fungsi dan tatanan ekosistemnya, tipologi perairan payau dan air tawar di Indonesia secara garis besar meliputi perairan delta, hutan mangrove, rawa-rawa, sungai, dataran banjir, lebak-lebung dan muara sungai, danau, embung, situ, dan bendungan.(Aminev, 2008)
Selanjutnya untuk mempetahankan ekosistem dan SDA agar proses ekologis di suatu ekosistem dapat terus menerus berlangsung dan tetap dipetahankannya produksi bahan makanan dan jasa-jasa lingkungan bagi kepentingan manusia secara ‘sustinable” maka diperlukan adanya konservasi.( Kamal,E, 2010)
Berdasarkan UU No. 5, 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati Dan Ekosistem, disebutkan bahwa pengertian Koneservasi dalam Pasal 2 yakni : Konservasi sumberdaya hayati dan ekosistemnya didasarkan atas pemanfaatan sumberdaya hayati dan ekosistemnya secara selaras dan berkelanjutan dan dalam Pasal 3 : Konservasi sumberdaya hayati dan ekosistemnya bertujuan melestarikan umberdaya hayati dan menyeimbangkan ekosistemnya guna meningkatakan kesejahteraan manusia dan kualitas kehidupan manusia., serta Pasal 4 Konservasi sumberdaya hayati dan ekosistemnya adalah tanggung jawab pemerintah dan rakyat
Sejalan dengan pembangunan yang berkelanjutan terutama terhadap pemanfaatan sumberdaya ikan dan habitatnya, perlu dilakukan upaya pelestarian sumberdaya ikan dan habitatnya melalui pembentukan konservasi perairan. Bentuk kawasan konservasi perairan berdasarkan Undang-Undang Perikanan Nomor 31 Tahun 2004 adalah suaka perikanan (Pasal 7 ayat 1). Suaka perikanan didefinisikan sebagai kawasan perairan tertentu dengan kondisi dan ciri tertentu sebagai tempat berlindung/berkembang biak jenis sumberdaya ikan tertentu yang berfungsi sebagai daerah perlindungan.
Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan.disebutkan bahwa Konservasi sumber daya ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya ikan, termasuk ekosistem, jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan.
Upaya konservasi atau perlindungan yang dilakukan adalah dalam rangka pengelolaan sumberdaya ikan dan habitatnya untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan berkesinambungan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya.
Pentingnya penetapan kawasan menurut beberapa ahli berpendapat seperti (Kelleher dan Kenchington, 192; Jones, 1994; Barr et al, 1997; Salm et al, 2000 dalam Kamal,E,2010): (1) melindungi habitat kritis, (2) mempertahankan SDI, (3) melindungi garis pantai, (4) melindungi kawasan-kawasan yang bernilai sejarah,
(5) menyediakan lokasi rekrasi dan parawisata alam, (6) merekolonisasi daerah-daerah yang teeksploitasi, dan (7) mempomosikan pembangunan kelautan yang berkelanjutan
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka pengembangan kawasan konservasi perairan di Indonesia merupakan kebutuhan yang sangat penting khususnya di wilayah perairan payau dan air tawar, agar pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan tersebut dapat lestari dan berkelanjutan. Kegiatan awal dalam rangka pengembangan kawasan konservasi perairan payau dan air tawar ini adalah dengan melakukan kegiatan identifikasi potensi sumberdaya ikan dan habitatnya, khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Jambi untuk menggali potensi dan permasalahan secara umum berdasarkan data dan informasi yang dibutuhkan( Aminev,2008).
Dengan adanya berbagai macam ancaman terhadap ekosistem sungai di atas beserta adanya ancaman kepunahan, maka terdapat jenis-jenis ikan Kalimantan Barat terutama di perairan umum yang langka bahkan dapat terancam punah.Kottelat et al. (1993) menjelaskan bahwa terdapat 29 jenis ikan yang berasal dari Indonesia, yang masuk Daftar Ikan Yang Terancam Punah. Jenis ikan tersebut diantaranya terdapat di Kalimantan Barat dan ada yang merupakan spesies endemik antara lain ikan Botia, semua jenis ikan Tor, beberapa jenis ikan rasbora, dan ikan arwana dan sudah terdaftar dalam CITES (Convention on International Trade for Endangered Spesies) sebagai ikan yang dilindungi.( BPSPL Pontianak, 2009 ).
Ikan Botia (Chromobotia macracanthus) merupakan jenis ikan ekonomis penting di Provinsi Jambi, dimana setiap musim penangkapan ikan hias ini hasilnya di jual terutama untuk ekspor ke beberapa negara tujuan seperti : Singapura, Hongkong dan lainya. Biasanya nelayan menangkap ikan Botia ini disekitar wilayah Sungai Batang Hari bagian hilir seperti ; Di Danau Mudung (Oxbow), Danau Sipin (Oxbow) dan rawa, danau (Oxbow) atau genagan air yang lainya yang berhubungan langsung dengan Sungai Batang Hari, dimana tempat tersebut sebagai tempat mencari makan untuk pertumbuhan hingga hampir dewasa. Selanjutnya setelah dewasa ikan Botia ini akan migrasi ke daerah hulu sungai Batang Hari yaitu di wilayah Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo untuk berkembang biak atau mijah. Botia/Clown Loach (Botia macracanthus) hasil tangkapan alam dan masih sulit untuk dibudidayakan sehingga menjadi salah satu keunggulan ikan hias ini dibandingkan dengan ikan-ikan yang lain.
Ukuran ikan hias Botia hasil tangkapan Nelayan tersebut di atas bervariasi mulai dari panjang 1 inchi hingga 4 inchi. Bahkan di perairan Sungai Batang Hari bagian Hulu sering Botia tertangkap nelayan hingga ukuran 30 – 40 cm. Apabila kegiatan ini dibiarkan terus dan pemanfaatan tidak terkendali, sangatlah mungkin suatu saat akan punah. Untuk itu sangatlah penting dalam membuat kebijakan pembangunan perikanan di Provinsi Jambi khususnya dalam konservasi terhadap Ikan Botia ini.





II.1.Deskripsi Ikan Botia
Botia merupakan kelompok ikan dari suku Cobtidae yang kebanyakan laku sebagai ikan hias. Secara ilmiah, beberapa ikan berubah nama marganya dari Botia menjadi Chromobotia, Syncrossus, Yasuhikotakia dll. Sehingga penyebutan ikan Botia hanya tinggal terjadi di dunia ikan hias. Botia macracantha, Cobitis macracanthus, Chromobotia macracanthus. (Anonim, )
( http://www.aquaticfishlovers.com/search/label/Botia)
Sedangkan Klasifikasi Ikan Botia adalah sebagai beriku:
Nama ilmiah: Botia macracantha
Image:
boti.jpeg

Nama asing: Clown Loach
Nama lokal: Ikan Cublang (Sumatera Selatan), ikan Bajubang atau ikan Merah (Jambi), Ikan Macan (Riau), dan ikan Jono / atau nama dagangnya clown loach ( Kalimantan Tengah )
Family: Cobitidae

Ordo: Ostariophysi

Class: Pisces


Selanjutnya disebutkan bahwa, Ikan Botia sangat banyak sekali jenisnya bahkan mungkin terbanyak di antara species ikan hias yang lainnya namun beberapa jenis Botia yang paling terkenal diantaranya adalah:
• Botia Badut (Chromobotia macracanthus)
• Botia Macan (Syncrossus hymenophysa)
• Botia Morleti (Yasuhikotakia morleti)
• Botia India (Botia lohachata)
• Botia Myanmar (Botia kubotai)
• Botia Zebra (Botia striata)
• Botia Belut (Pangio kuhlii)
Sedangkan beberapa jenis ikan botia lainya antara lain : (Turner, Emma, 2007)
• Botia beauforti - Chameleon loach (now Syncrossus beauforti)
• Botia berdmorei (now Syncrossus berdmorei)
• Botia eos (now Yasuhikotakia eos)
• Botia helodes (now Syncrossus helodes)
• Botia hymenophysa - Banded loach, tiger loach, zebra loach (now Syncrossus hymenophysa)
• Botia lecontei - Silver loach (now Yasuhikotakia lecontei)
• Botia macracanthus - Clown loach, tiger botia (now Chromobotia macracanthus)
• Botia modesta - Orangefin loach (now Yasuhikotakia modesta)
• Botia morleti - Skunk loach (now Yasuhikotakia morleti)
• Botia nigrolineata (now Yasuhikotakia nigrolineata)
• Botia sidthimunki - Dwarf loach, ladderback loach, pygmy loach (now Yasuhikotakia sidthimunki)
Ikan Botia yang sangat terkenal sebagai ikan hias berasal dari Sungai Batang Hari Provinsi Jambi yaitu jenis Chromobotia macracanthus (Bleeker, 1852). Ikan Botia macracantha memiliki nilai ekonomis penting dan sebagai ikan primadona ikan hias serta merupakan komoditas potensial untuk ekspor ke mancanegara terutama ke Asia, Amerika serikat dan beberapa Negara Uni Eropa. Potensi perdagangan botia termasuk sedang dengan ukuran dan harga 3 cm/ Rp 4.000,00. Harga rata-rata botia saat di importir adalah 15 US$ dengan ukuran 2 inci.
Menurut Martin Thoene 2007, sinonim ilmiah dari jenis ini yaitu : Botia macracantha, Cobitis macracanthus, Chromobotia macracanthus. Sedangkan nama lainya yaitu “Clown Loach” (Lingga dan Susanto, 1995). Sedangkan nama daerah Ikan Botia ini yaitu: Ikan Bajubang atau Ikan Merah ( Jambi), Ikan Cublang (Sumatera Selatan), Ikan Macan (Riau), dan Ikan Jono / atau nama dagangnya clown loach ( Kalimantan Tengah ).
II.2. Morfologi:

Ikan Botia memiliki bentuk tubuh memanjang dan pipih, perut hampir lurus, posisi lengkung sirip punggung lebih depan daripada sirip perut, memiliki empat pasang sungut. Warna dasar tubuh merah jingga kekuning-kuningan, yang dibalut warna hitam di tiga tempat. Satu memotong di kepala persis melintas di mata, di tengah tubuh agak lebar, terakhir di pangkal ekor merambat sampai sirip punggung. Sirip ekor tebal terbagi dengan ujung lancip, warna oranye dengan ujung kemerahan. Sirip anus hitam, dengan tulang sirip kuning, sirip dada berwarna merah darah. Botia memiliki duri di bagian bawah matanya. Hatihatilah dengan duri tersebut, terutama saat pemindahan atau pada waktu dijaring. Macracantha sendiri (nama latin dari ikan ini) berarti ikan yang memiliki duri "besar". Botia betina pada umumnya memiliki tubuh lebih ramping dibandingkan dengan jantan. Sedangkan jantan ditandai dengan sirip ekor lebih panjang dibandingkan dengan betina. (Lingga dan Susanto, 1995)
II.3. Biologi:
Botia termasuk dalam golongan egg layer. Di alam mereka memijah di musim hujan. Sehingga direkomendasikan dalam memijahkan mereka dibuat simulasi musim hujan ini, yaitu: pH diturunkan dan air diganti sebanyak 15%, setiap 20 menit. Ikan botia dari Sungai Batang Hari di daerah Muara Tebo, Propinsi Jambi pada bulan juli berada pada tingkat perkembangan gonad I ; yang dicirikan dengan adanya dominasi oosit muda berdiameter 0,1 – 0,2 mm, proses pematangan ini berlangsung relatif singkat dan bersamaan. Secara umum karakter morfometrik ukuran tubuh ikan botia jantan dengan betina dengan analisis komponen utama tidak berbeda nyata. ( Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok, 2006)

II.4. Ekologi dan Daerah Sebaran
Ikan botia (Botia macracantha) adalah Ikan yang berasal dari beberapa DAS di Sumatera dan Kalimantan. Penyebaran benih ikan botia di daerah banjiran sepanjang sungai Batang Hari mulai dari terusan sampai ke londerang pada musim penghujan. Penyebaran induk ikan botia mulai dari Muara Tembesi sampai Dusun Teluk Kayu Putih Kabupaten Tebo. Habitat ikan ini banyak ditemukan berkumpul di perairan yang tenang (tidak berarus deras).
Kebutuhan suhu untuk Pertumbuhan adalah 24-28 derajad celcius, pH: 6-7,5, air kekerasan 5 ° sampai 15 ° dH. Temperamen / Perilaku mereka biasanya damai dan biasanya dapat disimpan dalam akuarium komunitas. Kadar oksigen terlarut dalam air sama dengan ikan lainnya yaitu 3-5 ppm. (Lingga dan Susanto, 1995)

II.5. Kebijakan Konservasi di Provinsi Jambi
Di Provinsi Jambi memiliki jenis-jenis ikan perairan umum sebanyak 131 species, dari 14 ordo dan 24 famili (Anonim, 1993 dalam Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi 2009). Sebagai contoh hasil inventarisasi jenis ikan yang teridentifikasi di Danau Teluk Kenali Jambi antara lain ikan betok, botia, bujuk, baung, jelawat, sepat, parang, gabus, gurame, toman, lele, betutu, sumpit, tambakan, dan udang galah (Aminev, 2007)
Ikan Botia ini merupakan ikan endemik daerah Sumatera dan Kalimantan. Berdasarkan informasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi, sampai dengan tahun 2006 telah dikembangkan 20 lokasi kawasan konservasi perairan atau daerah perlindungan yang terdiri dari 14 suaka perikanan perairan air tawar, 6 suaka perikanan pantai dan 35 lubuk larangan .(Aminev, 2008).
Wilayah potensial yang memungkinkan untuk dikembangkan dalam jangka pendek sebagai kawasan konservasi air tawar prioritas di Provinsi Jambi antara lain (Aminev, 2008):
a. Danau Arang-Arang dan Danau Mahligai di Kabupaten Muara Jambi;
Danau Arang-Arang tepatnya berada di terletak di Desa Arang-Arang, dimana
terdapat minimal 4 (empat) anggota masyarakat nelayan yang dipercaya Ketua Danau untuk mengawasi penangkapan ikan. Jika ada kejadian tentang pencurian ikan di suaka perikanan atau seseorang mencuri ikan milik nelayan lainnya maka orang yang dipercaya tersebut melapor kepada Ketua Danau untuk selanjutnya ditindaklanjuti. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa sistem pengawasan suaka perikanan yang diterapkan di desa Arang-Arang adalah sistem pengawasan yang dilaksanakan oleh masyarakat secara bersama. Kemudian dalam pelaksanaannya di lapangan dibantu oleh 15 orang yang dipercaya oleh Ketua Keamanan dan Ketua Danau berfungsi sebagai pengawas lapangan yang utama untuk pengamanan suaka perikanan. Danau ini telah diatur berdasarkan SK Bupati Muara Jambi Nomor 271 Tahun 2003.
Tidak jauh berbeda dengan dengan Danau Arang-Arang, Danau Mahligai ini telah diatur berdasarkan SK Bupati daerah TK.II Batang Hari Nomor 362 Tahun 1996.
b. Danau Teluk Kenali di Kota Jambi, Desa Teluk Kenali Kecamatan Telanaipura seluas 15 ha, dengan kedalaman rata-rata 6 meter. Danau ini telah diatur berdasarkan SK Walikotamadya TK.II Jambi Nomor 523 Tahun 1993.
Danau ini telah diatur secara zonasi menjadi zona inti, zona penyangga dan zona penangkapan. Luas keseluruhan perairan pada saat normal + 15 hektar dan pada saat kemarau perairan menyusut hingga menjadi 10 hektar saja. Zona inti memiliki luasan + 3,5 ha yang terletak disebelah Utara danau. Lokasi zona inti berdekatan dengan inlet Sungai Kenali. Sedangkan zona penyangga berada di sekeliling pinggir dekat daratan danau, dan zona penangkapan berada di bagian outlet/saluran keluar air danau yang berada di sisi Barat Daya danau. Fungsi pengawasan yang dilakukan di daerah reservaat/suaka perikanan ini telah dilakukan dengan dibangunnya pos penjagaan pengawasan yang dijaga oleh seorang petugas yang digaji oleh Dinas Perikanan Propinsi Jambi dan Dinas Perikanan Kota Jambi.

Selanjutnya sampai dengan tahun 2010 di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi telah dibentuk kawasan konservasi/lokasi perairan umum sebanyak 5 unit Reservat yang ditetapkan dengan Surat keputusan Bupati Bungo dan 61 unit Lubuk larangan yang dibentuk secara swadaya masyarakat (Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, 2009). Sedangkan di Kabupaten Tebo yang merupakan wilayah bagian hulu sungai Batang Hari juga telah ditetapkan daerah kawasan konservasi atau reservat yaitu di Desa Teluk Kayu Putih.



III. PERMASALAHAN

Pengembangan kawasan konservasi perairan yang dilakukan terhadap sumberdaya ikan dan habitatnya di wilayah perairan merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam rangka menjaga dan melestarikan potensi sumberdaya ikan dan habitatnya. Melihat keadaan di lapangan saat ini serta upaya-upaya yang telah ditempuh oleh Pemerintah dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi dan Dinas Perikanan atau yang membidangi perikanan pada jajaran tingkat Kabupaten se Provinsi Jambi, dapat diidentifikasi keadaan dilapangan serta beberapa permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Mengacu kepada Bab II Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor : 60 tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan disebutkan bahwa, Konservasi sumber daya ikan meliputi: a. konservasi ekosistem; b. konservasi jenis ikan; dan c. konservasi genetik ikan. Selanjutnya berkaitan dengan data-data tersebut di atas bahwa di Provinsi Jambi sudah sejak lama telah menetapkan daerah kawasan konservasi seperti Reservat dan Lubuk larangan. Kawasan tersebut di atas adalah kawasan ekologi perairan yang merupakan habitat ikan itu sendiri. Dengan demikian Pemerintah Provinsi Jambi telah melaksanakan Pasal 4 ayat a. konservasi ekosistem yang bertujuan perlindungan habitat dan populasi ikan. Pengamatan di lapangan bahwa upaya Pemerintah ini mendapat sambutan baik oleh masyarakat bahkan masyarakat secara swadaya mmbangun/membentuk kawasan konservasi seperti Lubuk larangan.
2. Disamping itu beberapa tahun yang lalu telah ditetapkan pelarangan penangkapan dan perdagangan ikan Botia ukuran lebih panjang dari 4 inchi, artinya bahwa ikan Botia dengan panjang lebih dari 4 inchi dilarang untuk ditangkap dan diperjual belikan.Tujuan ketentuan ini yaitu untuk konservasi jenis ikan. Dengan demikian Pemerintah Provinsi Jambi juga telah berupaya melaksanakan Pasal 4 ayat b. konservasi jenis ikan. Namun demikian upaya ini belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dimana masih disinyalir adanya penangkapan Botia yang melebihi ukuran 4 inchi. Permasalahan lain yaitu sulitnya pengawasan perdagangan ikan Botia ukuran yang lebih dari 4 inchi yang biasanya di bawa ke luar daerah atau ekspor.
3. Disamping upaya konservasi jenis ikan tersebut pada point di atas, upaya pengembang biakan / budidaya belum cukup berhasil.
4. Meningkatnya tingkat tekanan kerusakan perairan yang merupakan habitat Ikan Botia khususnya dan ikan-ikan lainnya akibat kerusakan/penggundulan hutan, aktifitas Penambangan Emas Tanpa Izin ( PETI), penggalian tambang pasir dengan mesin, pencemaran/limbah industri di wilayah hulu. Sebagai dampak langsung dari kegiatan tersebut adalah terjadinya pendangkalan dasar perairan serta tertutupnya perairan danau oleh gulma yang sebagian besar jenis eceng gondok,
5. Permintaan pasar terhadap ikan Botia cukup tinggi sehingga harga penjualan ikan tersebut sangat menggiurkan nelayan yang pada akhirnya memacu kegiatan pemanfaatan yang berlebihan terhadap sumberdaya ikan Botia ini.
6. Masih rendahnya kesadaran masyarakat/nelayan dalam pengawasan daerah konservasi maupun pengkapan ikan yang dilarang (lebih besar dari 4 inchi) , karena sesuai dengan Undang-undang No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan bahwa pengawasan merupakan tanggung jawab masyarakat dan Pemerintah.
7. Sulitnya pengawasan terhadap penangkapan dan perdagangan ikan Botia yang ukuran telah mencapai lebih besar dari 4 inchi.
8. Masih kurangnya sarana, prasarana dan dana dalam pelaksanaan pengendalian dan pengawasan sumberdaya ikan serta rendahnya kualitas tenaga pengelola yang ada.








IV. UPAYA PEMECAHAN MASALAH

Pengelolaan sumberdaya ekosistem dan sumberdaya ikan air tawar telah dimulai dari dahulu melalui seistem pengelolaan oleh masyarakat secara kelompok maupun secara adat. Pengelolaan dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi perairan dan kondisi sumberdaya ikan agar dapat terjaga dan dapat dimanfaatkan secara terus menerus. Pengelolaan perairan payau dan air tawar ini selanjutnya dikembangkan dan diberdayakan oleh pemerintah baik pemerintah daerah maupun oleh pemerintah pusat. Pengelolaan yang sudah berlangsung adalah pengelolaan daerah perlindungan atau daerah suaka perikanan yang mulai digagas oleh Departemen Pertanian melalui Undang-Undang No.9 Tahun 1985 dan oleh Departemen Kehutanan yang telah menetapkan wilayah-wilayah perairan air tawar dan payau yang berasosiasi dengan wilayah hutan. Pengelolaan ekosistem dan sumberdaya ikan melalui penetapan beberapa lokasi yang potensial selanjutnya banyak dilakukan oleh pemerintah daerah dengan adanya pemberian kewenangan pengelolaan sumberdaya oleh daerah melalui Undang-Undang Nomor 32 Tentang Pemerintahan Daerah.
Pengelolaan dan pengembangan perairan air tawar dan payau berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan yang dilanjutkan dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang diaplikasikasikan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 Tentang Konservasi Sumberdaya Ikan. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut, yang dimaksud dengan konservasi ekosistem adalah upaya melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan fungsi ekosistem sebagai habitat penyangga kehidupan biota perairan pada waktu sekarang dan yang akan datang. Selain itu, yang dimaksud dengan konservasi sumber daya ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya ikan, termasuk ekosistem, jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, dalam melaksanakan konservasi sumberdaya ikan harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip pendekatan kehati-hatian; pertimbangan bukti ilmiah; pertimbangan kearifan lokal; pengelolaan berbasis masyarakat; keterpaduan pengembangan wilayah pesisir; pencegahan tangkap lebih; pengembangan alat dan cara penangkapan ikan serta pembudidayaan ikan yang ramah lingkungan; pertimbangan kondisi sosial ekonomi masyarakat; pemanfaatan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan; perlindungan struktur dan fungsi alami ekosistem perairan yang dinamis; perlindungan jenis dan kualitas genetik ikan; dan pengelolaan adaptif. Oleh karena itu, dalam pengelolaan dan rencana pengembangan konservasi perairan air tawar, maka perlu dikaji terlebih dahulu wilayah-wilayah yang pernah dilakukan upaya-upaya pengelolaan di perairan air tawar.
Pengelolaan di perairan air tawar di Provinsi Jambi yang telah dilakukan dan berlangsung dari dahulu adalah lebak lebung dan lubuk larangan. Perairan air tawar lebak lebung adalah air tawar yang memiliki ciri yang spesifik yang berbeda dengan perairan payau dan air tawar air tawar lainnya. Habitat perairan tawar berupa sungai dan daerah banjiran merupakan satu kesatuan fungsi yang mempunyai banyak tipe habitat yang dapat dibedakan antara musim kemarau dan musim penghujan.
Pengelolaan Konservasi jenis Ikan Botia dalam upaya melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya ikan, untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan jenis ikan bagi generasi sekarang maupun yang akan datang, menurut hemat penulis belum berjalan optimal. Hal ini bisa dilihat dari benih ikan Botia yang diperdagangkan, umumnya berasal dari alam bukan hasil penagkaran / pembenihan.

Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan kawasan konservasi perairan air tawar di Provinsi Jambi ini perlu segera ditingkatkan lagi baik kuantitas maupun kualitasnya antara lain :
A. Memperhatikan beberapa tahapan dalam pembangunan kawasan konservasi perairan air tawar yaitu.:
1. Kepastian Hukum
2. Kealamiahan
3. Kecukupan
4. Keterwakilan
5. Konsultasi Publik
6. Kepentingan Adat/Lokal
7. Pengambilan Keputusan
B. Memperhatikan beberapa aspek yaitu :
1. Aspek Internal bidang Perikanan :
a) Identifikasi dan Sosialisasi.
Kegiatan indentifikasi dan inventarisasi meliputi kegiatan survei dan penilaian potensi, sosialisasi, dan konsultasi publik dengan mengikutsertakan masyarakat. Agar pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan konservasi dapat berlanjar lancar, maka harus dilakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, tokoh adat, pemerintahan setempat, lembaga swadaya masyarakat, dan instansi terkait.

Setelah mendapatkan mufakat dalam rencana pengembangan kawasan, maka dilakukan pencadangan kawasan konservasi perairan oleh Bupati/Walikota melalui surat keputusan. Surat keputusan ini selanjutnya diajukan menjadi usulan penetapan kawasan konservasi perairan Kabupaten/Kota oleh Bupati/Walikota dan mendapatkan rekomendasi penetapan dari Gubernur. Tahap selanjutnya adalah penetapan yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan yang didalam surat keputusan tersebut telah dilengkapi dengan deskripsi kawasan, peta kawasan, jenis kawasan, luas kawasan, dan pengelola kawasan. Dengan melaksanakan konservasi kawasan ini diharapkan dapat melindungi jenis-jenis ikan endemik Jambi khususnya Ikan Botia.
b) Kelembagaan
Bentuk kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan (termasuk dalam mengalokasi, mengatur pengelolaan dan pemeliharaan) yang diusulkan adalah berupa pengambilan keputusan yang tujuan utamanya mengurangi intervensi pemerintah atau yang berazaskan kepada masyarakat (communiy based management; ko-manajemen). Dimana upaya-upaya untuk menerapkan prinsip ko-manajemen merupakan salah satu bentuk kemitraan antara pemerintah dan masyarakat. Dan upaya ini sebenarnya untuk skala lokal telah dipraktekkan di beberapa tempat di Indonesia, misalnya pengelolaan sumberdaya perikanan sistem sasi di Maluku. Kemudian berdasarkan atas hukum positif yang berlaku saat ini di Indonesia, penerapan ko-manajemen dalam bidang perikanan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan memiliki dasar hukum.
Dalam hal ini Lembaga Musyawarah Desa, Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa dan Kepala Desa merupakan lembaga-lembaga yang berhubungan langsung dengan sumberdaya perikanan di wilayahnya. Sehingga kelembagaan ini diharapkan dapat mewakili kepentingan masyarakat nelayan dan masyarakat lainnya secara menyeluruh. Disamping itu hal ini sesuai dengan fungsi kelembagaan pedesaan tersebut dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang merupakan faktor sentral yang mengatur semua sarana dan prasarana di wilayah desanya.
c) Pengelolaan Pemanfaatan.
Ditinjau dari sumberdaya perikanannya, sumberdaya perairan air tawar dan payau dengan ekosistemnya dapat dikategorikan sebagai perikanan multi spesies. Artinya pada perairan tersebut terdapat banyak spesies ikan baik yang bersifat herbivor, omnivor dan karnivor. Kemudian ditinjau dari segi produksi per hektar per luasan lahan dapat dikatakan merupakan areal perikanan yang cukup produktif dengan kategori produksi per hektar cukup tinggi. Namun demikian, perairan lebak lebung atau lubuk larangan merupakan perairan payau dan air tawar yang diekploitasi secara terus menerus tidak akan dapat memperbaiki dirinya sendiri. Oleh karena perlu dilakukan pengelolaan dalam pemanfaatannya secara berkelanjutan. Pengelolaan tersebut antara lain lain dapat dilakukan terhadap kegiatan penangkapan ikan. Pengelolaan pemanfatan pada aspek penangkapan ikan yang dimaksudkan adalah pengelolaan yang ditujukan kepada hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas penangkapan ikan yang antara lain adalah pengaturan lisensi (izin penangkapan ikan), penutupan musim (closed season), daerah perlindungan suatu populasi ikan (reservat; closed area), pengaturan mata jaring yang digunakan dan pelarangan penggunaan alat tangkap tertentu Hal ini juga mendukung terhadap upaya konservasi ikan Botia di Jambi. Pada prinsipnya, tindakan pengelolaan yang dilakukan ini bertujuan bagaimana agar sumberdaya perikanan yang ada pada perairan payau dan air tawar dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan atau dengan kata lain ditangkap, dimanfaatkan tetapi tetap memikirkan kelestariannya.

d) Pendanaan
Pendanaan dimaksud diberikan dalam rangka pengelolaan dan pengembangan kawasan konservasi perairan payau dan air tawar yang meliputi pelaksanaan kegiatan identifikasi, sosialisasi, penataan batas, penetapan kawasan, pembangunan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, pengawasan, dan lain-lain.

2. Aspek Eksternal :
a) Koordinasi dengan Pihak terkait
Dalam upaya mencegah kerusakan ekosistem perairan akibat aktifitas Penambangan Emas Tanpa Izin ( PETI), penggalian tambang pasir dengan mesin, pencemaran/limbah industri di wilayah hulu perlu dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait ( Dinas Kehutanan, Lingkungan, Pertambangan, Pihak Keamanan dan Penegak Hukum serta masyarakat sebagai stake holder) untuk mencari alternative-alternatifnya.
b) Sosialisasi pelaksanaan peraturan yang berkaitan dengan Instansi yang membidangi Lingkungan Hidup.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak merusak Lingkungan hidup seperti Penambangan Emas Tanpa Izin ( PETI), penggalian tambang pasir dengan mesin, pencemaran/limbah industri dll.
c) Menawarkan lapangan kerja/alih usaha bagi Masyarakat/Oknum yang diduga melanggar peraturan
Alih Usaha /profesi untuk menghidupi keluarga sangatlah penting dengan cara peningkatan kualitas SDM seperti keahlian teknis, jasa perdagangan, wira usaha dll
d) Pelaksanaan Pengawasan Lintas Sektoral
Apa bila tahap tersebut di atas telah dilaksanakan maka segera dilakukan pelaksanaan pengawasan lintas sektoral secara berkala/berkelanjutan dengan tidak “tebang pilih” terhadap oknum yang melanggar peraturan Lingkungan Hidup serta peraturan/Undang-undang lainnya. Pada tahap operasi awal masih bersifat pembinaan dan selanjutnya harus dilaksanakan pemberian sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.(penyidikan hingga putusan pengadilan secara obyektif).

C. Melaksanakan Koservasi Jenis Ikan Botia (Botia macracantha) dengan cara usaha budidaya

Agar Botia betah, sediakan tempat persembunyian yang banyak dalam akuarium. Tempat persembunyian ini dapat berupa tanaman, atau dekorasi lain yang memadai tapi jangan lupa pula menyediakan ruang berenang yang cukup. Sediakan pula substrat yang "lembut" karena sebagai ikan bawah mereka akan kerap mencari-cari makanan pada substrat dengan mulutnya.Botia dapat menerima berbagai jenis pakan. Meskipun demikian perlu diingat bahwa mereka sebenarnya adalah karnivora, sehingga perlu diberi pakan dengan diet protein tinggi.
1) Jenis Kelamin
Betina pada umumnya memiliki tubuh lebih ramping dibandingkan dengan jantan. Sedangkan jantan ditandai dengan sirip ekor lebih panjang dibandingkan dengan betina.
2) Breeding
Pemijahan dilaporkan berhasil dilakukan dalam akuarium, akan tetapi dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Beberapa aquaris menyebutkan bahwa sering kali yang menjadi penghambat adalah faktor umur. Banyak yang menyangka ikan ini termasuk ikan berukuran kecil sehingga sering mencoba dipijahkan pada usia yang sebenarnya belum dewasa. Ikan dengan panjang 15-20 cm dalam akuarium boleh dikatakan sudah matang untuk dipijahkan. Beberapa hobiis melaporkan bahwa botia betina mengandung terlur setelah mencapai panjang tersebut. Botia termasuk dalam golongan egg layer. Di alam mereka memijah di musim hujan. Sehingga direkomendasikan dalam memijahkan mereka dibuat simulasi musim hujan ini, yaitu: pH diturunkan dan air diganti sebanyak 15%, setiap 20 menit.

Untuk mendukung Konservasi jenis ikan Botia, tidak semata menjadi tanggung jawab Pemerintah, namun demikian masyarakat hendaknya ikut berpatisipasi dalam upaya konservasi ini yakni : bagi penangkar ikan hias hendaknya secara pribadi ikut membudidayakan ikan botia ini. Alangkah lebih baik lagi bila Balai-Balai Penelitian segera memberikan rekomendasi teknologi terbaru efisien dan efektif kepada Petani Pembudidaya ikan ini. Pihak Pemerintah dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi hendaknya memfasilitasi sarana dan dukungan dana guna akselerasi program ini. Dengan demikian diharapkan upaya Konservasi Jenis Ikan Botia di Jambi dapat segera terwujud
Diposkan oleh BDN di 20.21 http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif
Nama Indonesia : Botia Macan Nama Inggris : Clown Loach, Nama Latin : Sofia macracanfha Klasifikasi : Ordo Cypriniformes, Familia Cobitidae. , Keterangan :
Ikan botia (Bofia macracanfha) merupakan salah satu ikan hias asli Indonesia yang tersohor kecantikannya. Bentuk tubuh botia yang indah, punggung agak bungkuk, sehingga sepintas tampak seperti pesawat tempur. Warna tubuhnya tidak rumit; berwarna dasar sawo matang dan kadang-kadang kekuning-kuningan, yang dibalut warna hitam di tiga tempat. Satu memotong dikepala persis melintas di mata, lalu ditengah tubuh agak lebar dan terakhir di pangkal ekor yang merambat sampai sirip punggung. Sirip ekor tebal terbagi dua dengan ujung lancip warna orange dengan ujung kemerahan. Sirip anus hitam dengan tulang sirip kuning.
Perilaku : Ikan botia (Botia macracantha) banyak ditemukan bergerombol. Sebagaimana dengan kerabatnya dari marga botia yang aktif malam hari, botia sebaliknya. la berlenggok-lenggok siang maupun malam hari serta mengemari sinar asalkan tidak terlalu terik. Sifat yang juga menonjol pada ikan ini ialah kebiasaannya merayap di dasar air. Botia juga dikenal amat pemalu dan mudah terperanjat dan ketakutan, terutama pada gerakan yang tiba-tiba di sekitarnya.
Reproduksi : Ikan botia belum bisa dibudidayakan dalam arti belum bisa dipijahkan. Malah sekedar membedakan mana jantan, mana betinapun susah. Barangkali ikan ini tidak mencapai kematangan seksualnya.
Pakan : Ikan ini termasuk jenis ikan omnifora (makan segala macam makanan). Di habitat aslinya ikan botia memakan serangga, udang, kepiting, dan lain-Iain. Sedangkan di aquarium Gembira Loka ikan botia selain diberikan berupa pakan alami juga diberikan pakan buatan yaitu antara lain: Tubifex sp, Cyclops, Rotifera sp dan Apnia sp.
Habitat : Ikan ini banyak ditemukan berkumpul di perairan yang tenang (tidak berarus deras), suhu air antara 24 sampai 30oc.






Ikan Botia
PDF
Print
E-mail

Friday, 26 November 2010 13:36
Tahukah anda bahwa memelihara ikan botia sungguh sangat mengasyikan. Bagi para penghobi ikan ini sangat indah untuk dilihat. Bentuk tubuhnya yang agak pipih dan agak bulat memanjang ditambah pula bentuk perut yang hampir lurus dengan lengkung sirip punggung lebih depan posisinya dibandingkan sirip perutnya dan bersifat anal berpasangan, menambah bentuk eksotika ikan botia sebagai ikan hias. Apalagi adanya empat pasang sungut yang dimilikinya.


Sementara Memandang corak warna tubuhnya yang yang memiliki dasar merah jingga kekuning-kuningan dengan balutan tiga garis lebar atau pita hitam yang melingkar di tubuhnya sungguh sangat menyejukkan hati yang memandang. Perlu juga diketahui bahwa ikan ini termasuk ikan yang tidak memiliki sisik. Tetapi hati-hati bila memegang ikan ini karena ia memiliki senjata untuk melindungi diri dari serangan berupa patil di bawah matanya yang tersembunyi dan akan keluar bila ia merasa dalam bahaya karena itulah ia sering pula disebut si mata berduri. Tidak salah bila botia bisa menjadi obat penghilang stress bagi pemeliharanya.

Botia, didalam buku Saanin (1984) disebutkan memiliki 2 macam spesies, yaitu Botia macaracanthus dan Botia hymenphysa. Di dalam buku lain yang di tulis oleh Kottelat dkk (1993), ikan botia memiliki tiga spesies, yaitu Botia macaracanthus,Botia hymenphysa dan botia reversa. Ketiga spesies ini dibedakan salah satunya perbedaan jumlah pita hitam yang melingkar di tubuhnya. Botia macaracanthus memiliki 3 pita hitam,Botia hymenphysa mempunyai 13 – 15 pita hitam dan botia reversa memiliki 12 pita hitam. Secara taksonomi ikan hias botia masuk dalam kategori famili cobitidae. Berikut klasifikasi ikan botia lengkapnya :
  • Kingdom : Animalia
  • Fillum : Chordate
  • Kelas : Osteichthyes
  • Subkelas : Actinopterygii
  • Ordo : Teleostei
  • Subordo : Cyprinoidea
  • Famili : Cobitidae
  • Genus : Botia
  • Spesies : Botia macaracanthus,Botia hymenphysa, Botia reversa

Di alam ikan ini dapat mencapai ukuran 30 – 40 cm sedangkan di akuarium dapat mencapai panjang maksimal 11 – 14 cm. ikan botia betina dapat mencapai berat 80 gram setelah dewasa. Sementara jantannya dapat mencapai 40 gram. Umur ikan botia termasuk panjang. Usianya dapat mencapai umur 20 tahun.

Ikan botia yang merupakan salah satu primadona ikan hias Indonesia yang diekspor ke luar negeri, dapat dijumpai di perairan batang hari jambi dan sungai barito di kalimantam yang karakteristik perairannya sesuai dengan habitat ikan botia yang menyukai perairan tenang, gelap dan suka bersembunyi tapi ia tidak menyukai adanya lumpur. Ikan botia yang suka hidup berkelompok ini dapat hidup pada kualaitas air dengan kisaran pH 5,0 - 7,0 suhu 24 - 30 derajat Celcius  dengan oksigen terlarut 5 – 8 ppm dan kadar amoniak < 1,0 ppm.

Ikan botia yang juga disebut sebagai ikan badut karena bentukya yang menyerupai badut ini sudah dapat dilakukan pemijahan terkontrol sejak tahun 1990-an yang penelitiannya salah satunya dilakukan oleh BBAT Sukabumi dan sudah berhasil. Sehingga kekhawatiran akan punahnya ikan ini akibat penangkapan besar-besaran dapat terjawab.

Pembenihan ikan botia mudah dilakukan. Penting untuk selalu menjaga kualitas air seperti syarat di atas. buatlah kondisinya seperti ditempat habitat aslinya dengan memberikan paralon untuk dia bersmbunyi misalnya.

Pemeliharaan telur yang sudah diinkubasi air kemudian biarkan menetas kira-kira 15 – 26 jam. Kemudian larva tersbut diberi pakan setelah berumur 3 hari. Setelah 25 – 30 hari larva botia akan berkembang menjadi benih ikan botia. Media yang digunakan adalah air sumur atau air PAM yang sudah diendapkan dan diaerasi.














Jenis: Vertebrata (ikan) Golongan: Hewan air Nama ilmiah: Botia macracantha Image:
boti.jpeg
http://www.fpik.undip.ac.id/perikanan/biodiversity/images/image/boti.jpegNama asing: Clown Loach Nama lokal: Ikan Cublang (Sumatera Selatan), ikan Bajubang atau ikan Merah (Jambi), Ikan Macan (Riau), dan ikan Jono / atau nama dagangnya clown loach ( Kalimantan Tengah ) Family: Cobitidae Ordo: Ostariophysi Class: Pisces Morfologi:
Ikan Botia memiliki bentuk tubuh memanjang dan pipih, perut hampir lurus, posisi lengkung sirip punggung lebih depan daripada sirip perut, memiliki empat pasang sungut. Warna dasar tubuh merah jingga kekuning-kuningan, yang dibalut warna hitam di tiga tempat. Satu memotong di kepala persis melintas di mata, di tengah tubuh agak lebar, terakhir di pangkal ekor merambat sampai sirip punggung. Sirip ekor tebal terbagi dengan ujung lancip, warna oranye dengan ujung kemerahan. Sirip anus hitam, dengan tulang sirip kuning, sirip dada berwarna merah darah. Botia memiliki duri di bagian bawah matanya. Hatihatilah dengan duri tersebut, terutama saat pemindahan atau pada waktu dijaring. Macracantha sendiri (nama latin dari ikan ini) berarti ikan yang memiliki duri "besar". Botia betina pada umumnya memiliki tubuh lebih ramping dibandingkan dengan jantan. Sedangkan jantan ditandai dengan sirip ekor lebih panjang dibandingkan dengan betina. (Lingga dan Susanto, 1995)
Biologi: 1. Daur hidup : Penetasan telur / larva dilakukan dalam bak berbentuk corong yang dilengkapi dengan sirkulasi (air mengalir). Setelah telur menetas (sekitar 18 jam) larva dapat dipindahkan ke akuarium dan dapat diberi pakan tetasan Anemia, setelah 3 -4 hari. Pakan cacing sutera atau pellet dapat diberikan setelah larva umur 10 hari. Benih berukuran 2,5 cm dapat dipanen dalam waktu sekitar 25 hari. (Lingga dan Susanto, 1995) 2. Pakan : Botia dapat menerima berbagai jenis pakan. Meskipun demikian perlu diingat bahwa mereka sebenarnya adalah karnivora, sehingga perlu diberi pakan dengan diet protein tinggi. Mereka dapat menerima hampir semua jenis pakan hidup atau beku, seperti artemia, bloodworm, daging udang, daging ikan, beefheart, bahakn kacang polong rebus. Botia akan senang apabila diberi makan dalam jumlah sedikit tetapi sering (beberapa kali sehariĆ . Botia dewasa secara umum akan lebih pemilih dalam hal pakan dibandingkan dengan ikan muda. (Lingga dan Susanto, 1995) 3. Reproduksi : Ikan botia belum bisa dibudidayakan dalam arti belum bisa dipijahkan. Malah sekedar membedakan mana jantan, mana betinapun susah. Barangkali ikan ini tidak mencapai kematangan seksualnya. Pemijahan dapat berhasil dilakukan dalam akuarium, akan tetapi dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Beberapa analisis menyebutkan bahwa sering kali yang menjadi penghambat adalah faktor umur. Banyak yang menyangka ikan ini termasuk ikan berukuran kecil sehingga sering mencoba dipijahkan pada usia yang sebenarnya belum dewasa.  Botia termasuk dalam golongan egg layer. Di alam mereka memijah di musim hujan. Sehingga direkomendasikan dalam memijahkan mereka dibuat simulasi musim hujan ini, yaitu: pH diturunkan dan air diganti sebanyak 15%, setiap 20 menit. Ikan botia dari sungai batang hati di daerah muara tebo, propinsi jambi pada bulan juli berada pada tingkat perkembangan gonad I ; yang dicirikan dengan adanya dominasi oosit muda berdiameter 0,1 – 0,2 mm, proses pematangan ini berlangsung relatif singkat dan bersamaan. Secara umum karakter morfometrik ukuran tubuh ikan botia jantan dengan betina dengan analisis komponen utama tidak berbeda nyata. ( Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok, 2006) Ekologi: Ikan botia (Botia macracantha) adalah Ikan yang berasal dari beberapa DAS di Sumatera dan Kalimantan. Penyebaran benih ikan botia di daerah banjiran sepanjang sungai Batanghari mulai dari terusan sampai ke londerang pada musim penghujan. Penyebaran induk ikan botia mulai dari muara Tembesi sampai dusun teluk kayu putih. Habitat ikan ini banyak ditemukan berkumpul di perairan yang tenang (tidak berarus deras). Kebutuhan suhu untuk Pertumbuhan adalah 24-28 derajad celcius, pH: 6-7,5, air kekerasan 5 ° sampai 15 ° dH. Temperamen / Perilaku mereka biasanya damai dan biasanya dapat disimpan dalam akuarium komunitas. Kadar oksigen terlarut dalam air sama dengan ikan lainnya yaitu 3-5 ppm. (Lingga dan Susanto, 1995) Ukuran: Botia termasuk ikan yang berumur panjang, diduga bisa puluhan tahun. Dilaporkan botia bisa hidup dalam akuarium selama 20 tahun. Panjang bisa mencapai 30 - 40 cm. Tetapi dalam lingkungan akuarium jarang yang mencapai panjang potensialnya tersebut. (Lingga dan Susanto, 1995) Ukuran yang dapat dijual adalah mulai dari 4,5 cm. Ukuran pasar ekspor : 1-3 inci (lebih dari 15 cm dilarang ekspor). (Kuncoro, 2004) Catatan: Ikan Botia macracantha memiliki nilai ekonomis penting dan merupakan komoditas potensial untuk ekspor ke mancanegara terutama ke Asia, Amerika serikat dan beberapa Negara Uni Eropa. Potensi perdagangan botia termasuk sedang dengan ukuran dan harga 3 cm/ Rp 4.000,00. Harga rata-rata botia saat di importir adalah 15 US$ dengan ukuran 2 inci. (Kuncoro, 2004)